Nama : Nurul Ryah Arafah
NPM : 15612548
Kelas : 3SA03
Bentuk Dasar Komunikasi
Komunikasi dapat terjadi dalam beberapa bentuk.
Misalnya, komunikasi tatap muka, telepon, telegram, dll. Komunikasi terbagi
menjadi 2 Jenis, yaitu, Komunikasi Verbal dan Nonverbal. Mari kita bahas satu
persatu :
Komunikasi Nonverbal
Komunikasi nonverbal adalah kumpulan isyarat, gerak
tubuh, intonasi suara, sikap, dan sebagainya, yang memungkinkan seseorang untuk
berkomunikasi tanpa kata-kata (Bovee dan Thill, 2003:4). Komunikasi nonvebal
sering juga disebut sebagai bahasa diam (silent language). ahli antropologi
mengatakan bahwa sebelum adanya komunikasi verbal, masyarakat berkomunikasi
nonverbal melalui gerakan tubuh (body language).
Komunikasi nonverbal sangatlah kompleks. Dimana,
kita mengekspresikan apa yang ingin kita sampaikan melalui gerakan tubuh. Maka
dari itu, sebagai seorang komunikator untuk memahami komunikasi nonverbal, kita
harus memahami seluk beluk sosial budaya nya terlebih dahulu. Karena,
komunikasi baru akan terjadi secara efektif jika kita mempunyai kesamaan makna
dengan komunikan. Maksud disini, mengapa kita harus mengenal budayanya? karena,
setiap daerah memiliki budayanya sendiri2, misal di arab tanda acungan JEMPOL
adalah tanda berhenti, sedangankan di indonesia tanda acungan jempol adalah
mengatakan OKE.
Menurut Mark Knap (dalam Cangara, 2004:100), fungsi komunikasi nonverbal adalah :
1. Meyakinkan apa yang diucapkan (repetition)
Menurut Mark Knap (dalam Cangara, 2004:100), fungsi komunikasi nonverbal adalah :
1. Meyakinkan apa yang diucapkan (repetition)
2. menunjukan peraaan atau emosi yang tidak bisa
diutarakan dengan kata-kata (substitution)
3. menunjukan jati diri sehingga orang lain bisa
mengenalnya (identity)
4. menambah atau melengkapi ucapan-ucapan yang
dirasa belum sempurna.
Dalam berbagai studi, komunikasi verbal dikelompokan dalam beberapa bentuk (Cangara, 2004:101):
a. Kinesics, yaitu komunikasi verbal yang ditunjukan dengan gerakan tubuh :
1. Emblems, merupakan sebuah isyarat
yang di buat oleh suatu budaya. Misalnya, V bagi orang amerika merupakan
Victory atau kemenangan
2. Illustrators, merupakan sebuah
gerakan badan untuk mengilustrasikan sesuatu. Misalnya, Tinggi badanya seseorang,
Gemuk langsingnya seseorang
3. Affect Display, Merupakan isyarat
yangbiasanya timbul karena pengaruh dari emosional seseorang. Misalnya wajah
senang, wajah bete, wajah sedih. Raut Muka juga mengisyaratkan suatu pesan.
4. Regulators, Suatu gerakantubuh
yang biasanya terjadi di daerah kepala, misalnya mengangguk, menggelengkan
kepala.
5. Adaptory, suatu gerakan tubuh
yang menunjukan kejengkelan pada sesuatu. Misal menggerutu, menarik napas
dalam2, mengepalkan tinju.
b. Gerakan Mata (eye gaze)
Siapa bilang mata tak dapat berbicara? Justru
terkadang mata lah yang paling menunjukan ekspresi seseorang. Apakah dia sedang
sebal, sedih, senang, terharu. Mata tak bisa bohong. Jika seseorang sedang suka
pada pasangannya, maka tatapannya akan terasa berbeda.
c. Sentuhan (Touching)
c. Sentuhan (Touching)
Sentuhan adalah sebuah isyarat yang dilambangkan
dengan sentuhan badan. Ada tiga bentuk sentuhan badan :
1. Kinesthetic, merupakan isyarat yang menunjukan
kemesraan, atau keakraban.
2. Sociofugal, merupakan isyarat yang menunjukan awal mula persahabatan.
3. Thermal, merupakan isyarat awal menunjukan persahabatan, namun lebih intim, misalnya menepuk bahu, adu tinju, dll.
2. Sociofugal, merupakan isyarat yang menunjukan awal mula persahabatan.
3. Thermal, merupakan isyarat awal menunjukan persahabatan, namun lebih intim, misalnya menepuk bahu, adu tinju, dll.
d. Paralanguage
Paralanguage merupakan suatu isyarat yang timbul
karena adanya sebuah tekanan pada saat berbicara. sehingga pada saat si
komunikator berbicara, sang komunikan sudah mengerti apa yang sebenarnya ingin
dibicarakan. Contoh : ketika sang suami memanggil dengan mesra “sayaang..” maka
sang istri sudah mengetahui bahwa suaminya memanggil dia.
e. Diam
e. Diam
Diam juga merupakan bentuk komunikasi nonverbal.
walaupun bentuk komunikasi ini merupakan bentuk yang sangat sulit untuk di
terka karena bisa saja apa yang dipikirkan orang itu adalah negatif atau pun
positif.
f. Postur Tubuh
Terkadang manusia mengartikan postur tubuh secara
“branding”. Bentuk Postur tubuh seseorang dapat dilihat dari 3 bentuk :
1. Ectomorphy, tingi kurus,
dilambangkan orang yangemmpunyai sikap ambisius, pintar dan kritis
2. Mesomorphy, bentuk tubuh yang
tegap dan atletis melambangkan orang tersebut cerdas, bersahabat, dan aktif
3. Endomorphy, bentuk tubuh pendek,
bulat, dan gemuk, melambangkan pribadi yang humoris, santai, dan cerdik.
g. Warna
Warna memberikan arti pada objek. Misal warna merah
tanda marah, putih suci.
h. Bunyi
h. Bunyi
Jika Paralanguage merupakan bentuk tekanan pada
suara, sedangkan bunyi adalah tekanan pada suatu benda yangmemiliki arti.
Misal, tepuk tangan tanda apresiasi, peluit parkir tanda berenti atau maju.
dll.
i. Bau
Bau bisa melambangkan suatu pesan. Misalnya,
wewangian kosmetik akan berbeda dengan wewangian makanan.
Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal merupakan bentuk komunikasi
dimana disampaikan secara lisan atau tertulis yang menggunakan suatu bahasa.
Bahasa didefinisikan sebagai seperangkat kata yang disusun secara terstruktur
sehingga menjadi kalimat yang mempunyai arti. Komunikasi Verbal trbagi menjadi
2 Komunikasi lisan atau Oral Communication (berbicara dan mendengar),
Komunikasi Tertulis atau Written Communication (menulis dan membaca).
Oral Communication
Oral Communication
a. Berbicara
Berbicara merupakan salah satu bentuk komunikasi
verbal yang bersifat oral. Berbicara sangatlah fatal dilakukan jika kita tidak
mempunyai bahan dan persiapan yang matang. Karena komunikasi bersifat
irresversibel (tidak dapat diulang). Sehingga apa yang kita bicarakan haruslah
benar-benar baik.
Keunggulan Berbicara :
* Tidak Merepotkan
* Waktu yang diperlukan lebih sedikit
* Tidak memerlukan bentuk komposisi yang baku
* tidak perlu menulis, tidak perlu mengirimakn
pesan tersebut kepada orang yang dituju (secara materil)
* Langsung diterima komunikasi
* Ditunjang mimik wajah dan gerak tubuh
* Feedback langsung dapat terlihat
Kekurangan :
* Karena bersifat spontan, maka kualitas komunikasi
tergantung kepada kemampuan seseorang mengucapkannya. jadi, brsifat selintas
bagi audiens.
* Jika orang lain sedang berbicara dantidak diberi
perhatian, maka poin penting akan hilang.
* Audiens seringkali melihat orang berbicara dari
penampilannya. Sehingga langsung men-judge seseorang by cover.
Meningkatkan Efektifitas Berbicara :
* Pengucapan yang jelas
* bahasa yang lugas/dan mudah dimengerti
* kecepatan pengucapan yang wajar
* nada dan volume yang tepat
* suasana yang menunjang
* cara penyampaian yang tepat (Sesuaikanlah audiens
anda, seperti : ngomong dengan petani, maka anda tidak akan memakai jas atau
pakaian dugem, bersifatlah low profile, dan berusaha ber empati dengan petani
tersebut).
Faktor yang mempengaruhi kelancaran berbcara
(Wursanto dalam Haryani, 2001:237)
* Pengetahuan, seseorang yang mempunyai pengetahuan dan wawasan luas biasanya tidak akan kehabisan kata-kata dalam berbicara. Maka dari itu, banyaklah baca, menonton TV, internet browsing di situs2 informatif, sehingga apa yang anda bicarakan pun akan mempunyai relevansi satu sama lain. Karena sesungguhnya komunikasi itu adalah ilmu yang sangat luas. Dimana segala sesuatu mempunyai unsur informasi, mulai dari fisika sampai ke budaya.
* Pengetahuan, seseorang yang mempunyai pengetahuan dan wawasan luas biasanya tidak akan kehabisan kata-kata dalam berbicara. Maka dari itu, banyaklah baca, menonton TV, internet browsing di situs2 informatif, sehingga apa yang anda bicarakan pun akan mempunyai relevansi satu sama lain. Karena sesungguhnya komunikasi itu adalah ilmu yang sangat luas. Dimana segala sesuatu mempunyai unsur informasi, mulai dari fisika sampai ke budaya.
* Intelegensia, Intelegensi sangat berpengaruh,
dengan intelegnsi yang tinggi kita dapat dengan cepat menemukan relevansi antar
satu fenomena dengan fenomena lainnya.
* Kepribadian, Orang yang mempunyai pengetahuan
luas dan intelegensi yang tinggi belum tentu bisa berbicara dengan baik jika ia
mempunyai kepribadian yang pemalu dan menutup diri. Maka dari itu, sikap
percara diri seseorang sangat penting untuk menambah kelancaran berbicara
* Pengalaman, Pengalaman berbicara menyebabkan
seseorang lebih lancar berbicara. Sampai terkadang, orang berbicara sudah
mengalir dengan sendirinya seperti menyetir mobil. Lihat saja contoh pada ulama
ulama yang suka berdakwah. Jika kalian perhatikan satu ulama, di 5 tempat
berdakwah, apa yang mereka katakan terkadang sama. Bak air mengalir. atau pun
dosen, merkea juga sudah berpengalaman, jadi untuk berbicara, sudah tinggal
menyiapkan badan.
* Biologis, hal iniberhubungan dengan kelengkapan
ronggamuut. Misal, kelainan rahatm bibir, gigi, sehingga membuat seserorang
menjadi kurang percaya diri, misal : menjadi gagap, atau pun perkataan yang
keluar tidak jelas.
b. Menyimak (Listening)
Menyimak atau listinening, adalah kegiatan seseorang yang bersifat fisikal dimana seseorang menerima, memperhatikan, serta memahamai suara (Barker dalam Haryani, 2001-242). Menyimak secara efektif merupakan kerja aktif dari pikiran kita. Sehingga dalam menyimak kita harus mempunyai konsentrasi yang penuh. Tidak hanya indra pendengaran saja yang bekerja, melainkan juga pikiran kita.
Proses Menyimak :
* Mendengarkan (hearing), dimana seseorang menerima
suara melalui indera pendengaran. seseorang perlu mendengar sebelum menyimak
* Memperhatikan (attention), mengapa dalam menyimak
kita perlu berkonsentrasi penuh. Karena untuk kita dapat menyimak secara
efektif, begitu banyak noise disekeliling yang mengganggu. Misal kita sedang
ada di kelas untuk memperhatikan dosen. Kadang tergangu dengan teman sebelah
yang malah asik curhat atau smsan.
* Memahami (understanding), kedua tahap diatas
belum sampai kepada proses menyimak yang efektif, untuk dapat menyimak selain
mendengar dan memberikan atensi, kita juga harus menyerap pesan yang tersalur
dalam ruang tersebut.
* Mengingat (Remembering), ketika kita sudah
melewati proses memahami pesan, maka kita harus mengingat. sehingga informasi
yang masuk dapat menjadi bagian dari retensi (memori jangka panjang)
* Mengevaluasi (evaluating), dalam tahapan
evaluasi, penerima pesan akan membedakan mana yang fakta atau opini. Dalam
proses ini, listener akan mempunyai pertimbangan dan akan melakukan
selektivitas tentang pesan yangharusnya masuk dan harus dibuang. Pesan akan
dipilah dan tidak akan di serap semuanya. Ini tergantung kepada FOR dan FOE
(Frame of Refernce and Field of Experience).
* Menanggapi (Responding), dalam menanggapi pesan,
maka akan terdapat suatu umpan balik ataupun feedback. Tapi dalam hal ini
feedbacknya juga dapat bersifat verbal atau nonverbal. Misal, responder
menanggapi pesan dengan diam, kita tidak tau apakah ia benar-benar mengerti
atau justru tidak mengerti. atau pun ada responder yang sangat aktif dan
kritis.
Hambatan Menyimak :
Hambatan Menyimak :
1. Fakttor lingkungan (noise) : Suara, Jarak
2. Sumber Pesan, ini harus diperhatikan, karena
dalam menyimak kita terkadang selektif melihat pembicara. Mungkin saja karena
faktor pribadi, atau karena si sumbernya sendiri terlihat tidak kredibilitas
dengan mengeluarkan banyak suara seperti “Eh.. Um..”
3. Pesan : Pesan atau materi baru yang sukar akan
membuat pendengar mengalami kesulitan. Misalnya, kita memberikan kursus bahasa
jepang kepada ibu-ibu yang sudah tidak efektif lagi untuk belajar. Maka pesan
pun akan sulit di tangkap
4. Individu Penymak : Kondisi Fisik, kebutuhan,
kebiasaan, Tanggung jawab.
Membaca
Prinsip-prinsip membaca
Prinsip-prinsip membaca
1. Speed (Kecepatan), kecepatan
membaca sangatlah berpengaruh terhadap memori kita. Namun kecepatan membaca ini
pula harus dibatasi. Ketika kita membaca sesuatu yang kira-kira memerlukan
pemahaman tingkat tinggi, maka kita harus membaca secara teliti (bukan berarti
lambat), namun jika kira-kira bacaan tersebut kurang relevan dengan kebutuhan,
maka kita dapat membacanya selintas.
2. Comprehension (Pemahaman),
pemahaman terhadap apa yang kita baca, akan berpengaruh terhadap hasil dari apa
yang kita baca. Maka dalam membentuk pemahaman secara efektif maka kita harus
berkonsentrasi penuh pada suatu pesan.
3. Efisiensi, Dalam membaca kita
harus memikirkan faktor efisiensi. Membaca harus dengan efisien, sehingga dapat
meng efektifkan apa yang harus di pahami dalam bacaan tersebut.
4. Retensi (penyimpanan dalam
ingatan tentang apa yang kita baca). Membaca dengan baik akan mempengaruhi
retensi kita. Dalam otak kita sebenarnya terdapat pilar-pilar atau rak-rak
ingatan. Dimana, kita harus dapat menyimpan dan memanage informasi dalam
ingatan kita.
Empat Cara Membaca agar Efisien :
1. Carefull Reading : bahan
bacaan komplek, komperhensif, dan long term retention.
2. Rapid Reading : Bahan bacaan sederhana, ringan, gambaran menyeluruh, retensi kurang
3. Skimming : Tidak mengingat Detail, langsungke perspektif menyeluruh
4. Scanning : Mencari data dan fakta tertentu.
2. Rapid Reading : Bahan bacaan sederhana, ringan, gambaran menyeluruh, retensi kurang
3. Skimming : Tidak mengingat Detail, langsungke perspektif menyeluruh
4. Scanning : Mencari data dan fakta tertentu.
Menulis
Dalam Written Communication, Perhatikan :
1. alat tulis, kertas, dll
2. bentuk penulisan, warna dan
huruf
3. bahsa dan gaya penulisan
4. percetakan yang memadai
Sumber:
Dewi, Sutrisna. 2006. Komunikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar