Kamis, 23 Oktober 2014

Cinta Ku Terhalang Restu Orang tua



Cerpen


Sebagai anak sulung haruslah bisa menjadi kebanggan orang tua. Pada suatu hari, Ratna mulai aktif di pengajian remaja daerah rumahnya. Setelah beberapa kali aktif disana. Dia bertemu dengan teman SMP nya yang sudah lama tidak dia temui. Padahal rumahnnya hanya berjarak beberapa meter saja.

                Ratna sering berbincang dengan teman lamanya tersebut. Namanya Dimas. Dulu ketika duduk di bangku SMP, Ratna dan Dimas duduk di kelas yang sama. Ratna amat sangan tidak menyukai Dimas. Tetapi Dimas terus menerus menggoda Ratna dengan candaan yang membuat Ratna semakin kesal.

                Dimas adalah anak dari sahabat ibu Ratna. Mereka sangat dekata karena berada di pengajian yang sama. Dimas sangat dekat dengan orang tua Ratna. Karena Dimas orang yang sangat sopan terhadap orang tua. Orang tua Ratna juga sangat menyukai Dimas karena kesopanannya tersebut.

                “Na, dulu kan lu sebel banget sama gue, sampai-sampai lu mau pukul gue pake sapu pas lu piket di kelas” kata Dimas. “Ah elu Mas, itu kan gue Cuma lagi kesel aja sama  lu” jawab Ratna. Setelah mereka intens berbincang dan sering bertemu, Ratna akhirnya mulai menyukai Dimas. Ratna tidak mengetahui kalau Dimas masih menyukai Ratna sampai saat ini.

                Suatu hari Dimas menyatakan cintanya kepada Ratna. Dengan cepat Ratna langsung menerima cinta Dimas. Ketika sudah berjalan beberapa bulan. Orang tua Ratna mengetahui hubungan mereka. Ratna diminta ayahnya untuk menjauhi Dimas. Ratna bingung akan perkataan ayahnya tersebut. Karena selama mereka menjalin hubungan, orang tua Ratna baik-baik saja dan tidak ikut campur dengan hubungan mereka.

                “Dimas, orang tua aku minta aku buat jauhin kamu. Mereka bilang kalau aku ga boleh paran dulu sebelum lulus sekolah” kata Ratna. Dimas pun langsung terdiam setelah mendengar perkataan Ratna. “yasudah nanti malam aku ke rumah kamu untuk meminta penjelasan” jawab Dimas.

                Ketika malam tiba. Dimas menepati janjinya untuk kerumah Ratna. “saya minta maaf kalau saya sudah membuat bapak dan ibu terganggu dengan hubungan saya dan Ratna” kata Dimas kepada ayah Ratna. “saya sebenarnya ga masalah kamu dengan Ratna, tetapi sejak kalian di perbincangkan oleh orang-orang, ibu Ratna menjadi risih dengan omongan orang-orang itu” kata ayah Ratna. Setelah lama mereka berbincang.

Ratna yang sejak tadi bersembunyi kamarnya pun di panggil oleh ayahnya. “Ratna mau pilih sekolah atau pacaran, kalau pacaran, Ratna ayah lepas, semua fasilitas ayah cabut. Sekolah juga ayah berhentikan. Kalau pilih sekolah, jauhi Dimas dan jangan pernah berhubungan atau bertemu Dimas lagi. Kalau sampai kamu ketahuan masih berhubungan dengan Dimas, ayah tidak segan-segan untuk langsung memberhentikan sekolah kamu” kata ayah kepada Ratna dengan tegas.

Ratna yang tadinya  merasa sangat tenang langsung berkaca-kaca sambil memikirkan jawaban yang tepat. “yasudah pak, saya aja yang mundur. Biar Ratna sekolah dulu sampai selesai” kata Dimas sambil berkaca-kaca matanya. “Ratna pilih sekolah” jawab Ratna singkat.

                Setelah deal  dengan keputusan yang Ratna pilih. Dimas pun tak kuasa menahan air matanya. Dimas berpamitan pulang dengan orang tua Ratna. Setelah Dimas pulang. Ratna langsung masuk kamar dan menangis akan tindakan orang tuanya yang tega memutuskan hubungan Ratna dengan Dimas.

                Dimas pun seperti itu. Setelah beberapa hari mereka tidak bertemu. Akhirnya mereka bertemu diam-diam. Lalu membicarakan semua yang terjadi pada malam itu. Mereka pun melanjutkan hubungan mereka dengan cara backstreet. Tidak hanya dengan orang tua dan keluarga Ratna, mereka backstreet dengan semua orang yang ada di sekitar Ratna dan Dimas.

                Mereka berdua sadar bahwa tujuan orang tua Ratna seperti itu adalah semata-mata untuk kebaikan Ratna. Sehingga mereka harus menunggu waktu yang tepat untuk mengatakan yang sebenarnya dan meminta pengertian mereka agar cinta mereka tidak lagi terhalang oleh restu orang tua Ratna.
               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar